PERAIRAN DARAT (HIDROSFER, DANAU, RAWA dan AIR TANAH)
 Hidrosfer
 Memang bumi tempat tinggal kita ini merupakan salah satu planet dalam  sistem tata surya yang sebagian besar permukaannya tertutup oleh air.  Hampir tiga perempat permukaan bumi tertutup oleh air, baik air yang ada  di darat maupun yang ada di laut. Lapisan air yang menutupi permuka an  bumi kita ini disebut hidrosfer. Nah sekali lagi Anda ingat yang  dimaksud dengan hidrosfer adalah lapisan air yang menutupi permukaan  bumi. Lapisan air yang menutupi permukaan bumi membentuk samudera, laut,  rawa, danau, sungai, tumpukan es, awan, uap dan lain-lain. Air yang  terdapat di permukaan bumi dapat berbentuk padat (seperti es, gletser),  berbentuk air (seperti air sungai, air danau, air  ( laut), dan  berbentuk gas (seperti awan dan uap di udara/atmosfer). Perlu juga Anda  ketahui bahwa jumlah air di bumi ini tetap, akibat adanya sinar matahari  terjadi siklus (daur) air. Proses terjadinya siklus air dapat Anda  pelajari melalui uraian berikut:
 a. Siklus air kecil
 Karena terjadi pemanasan oleh sinar matahari, air di laut/lautan  menguap, membubung di udara. Di udara uap air mengalami penurunan suhu  karena perbedaan ketinggian (setiap naik 100 meter suhu udara turun  0,5°C). Dengan demikian semakin ke atas suhu udara semakin rendah,  sehingga terjadi proses kondensasi (pengembunan).Penguapan Hujan Awan  Uap air berubah men jadi butir-butir air terkumpul menjadi awan atau  mendung dan akhirnya jatuh ke permukaan laut /lautan sebagai hujan.
 b. Siklus air sedang
 Uap air yang berasal dari laut / lautan di tiup angin bergerak sampai  di atas daratan bergabung dengan uap air yang berasal dari sungai,  danau, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda lainnya. Setelah mencapai  ketinggian tertentu uap air berkondensasi membentuk butir-butir air   terkumpul
 menjadi awan dan jatuh di atas daratan sebagai hujan. Air hujan yang  jatuh di daratan mengalir kembali ke laut melalui sungai, permukaan  tanah dan melalui resapan di dalam tanah.
 c. Siklus air besar
 Uap air yang berasal dari lautan setelah sampai di atas daratan  karena dibawa angin bergabung dengan uap air yang berasal dari  danau,sungai, awa, tumbuh-tumbuhan dan benda benda lain.. Uap yang telah  bergabung tersebut tidak saja berkondensasi bahkan membeku, menjadi   awan  yang terdiri dari kristal-kristal es. Kristal-kriatal es turun ke  daratan sebagai salju, salju men cair  dan mengalir sebagai gletser  kemudian akhirnya kembali lagi ke laut.
 Holtzman memberikan gambaran siklus air secara keseluruhan sebagai  berikut: akibat pemanas an oleh sinar matahari air yang ada di laut,  sungai, danau, rawa dan benda-benda lainnya meng uap membubung ke  angkasa. Setelah mencapai ketinggian tertentu (karena pengaruh suhu) uap  air berubah  menjadi awan atau titik-titik air. Awan turun ke permukaan  bumi berupa hujan. Sebagian air hujan turun di permukaan laut dan  sebagian lainnya turun di atas daratan. Air hujan yang turun di darat  sebagian disimpan menjadi air tanah dan sebagian lagi mengalir kembali  ke laut melalui sungai.
 2. Pengertian Perairan Darat, Jenis dan Persebarannya.
 Sekarang coba perhatikan air sumur, air pompa, air sungai, air  empang, air danau, air rawa yang ada di sekitar rumah Anda. Air-air  tersebut termasuk dalam bentang perairan darat.  Perairan darat adalah  semua bentuk perairan yang terdapat di darat. Bentuk perairan yang  terdapat di darat meliputi, mata air, air yang mengalir di permukaan  bergerak menuju ke daerah-daerah yang lebih rendah membentuk sungai,  danau, rawa dan lain-lain yang memiliki suatu pola aliran yang dinamakan  Daerah Aliran Sungai (DAS). Dari penjelasan di atas tentunya Anda paham  bukan, bahwa air sumur, air sungai, rawa, danau, empang dan sejenisnya  termasuk jenis perairan darat.
 Tata air yang berada di wilayah daratan tersebut dipelajari oleh  suatu ilmu yang disebut hidrologi.
 a. Danau
 Air yang mengisi danau biasanya air tawar, contohnya Danau Toba di  Sumatera Utara, Danau Poso di Sulawesi Tengah, dan Riam Kanan di  Kalimantan Selatan. Selain air tawar ada juga danau yang airnya asin  (memiliki kadar garam tinggi) seperti Danau Kaspia, Danau Laut Mati,  Danau Laut Aral, Great Salt dan lain-lain. Mengapa ada danau yang airnya  asin? Hal ini terjadi karena di danau terjadi penguapan yang sangat  tinggi. Di samping itu air yang masuk ke danau tersebut biasanya tidak  berpelepasan atau tidak mengalir lagi ke tempat lain.
 Berdasarkan proses kejadiannya danau dibedakan menjadi 6 macam yaitu  danau: Tektonik, Vulkanik, Tektono-Vulkanik, Karst, Glasial dan Waduk  atau
 Bendungan.
 1) Danau Tektonik, yaitu danau yang terjadi akibat adanya peristiwa  tektonik seperti gempa. Akibat gempa terjadi proses patahan (fault) pada  permukaan tanah. Permukaan tanah yang patah mengalami pemerosotan atau  ambles (subsidence) dan menjadi cekung. Selanjutnya bagian yang cekung  karena ambles tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Danau jenis  ini contohnya danau Poso, danau Tempe, danau Tondano, dan danau Towuti  di Sulawesi. Danau Singkarak, danau Maninjau, dan danau Takengon di  Sumatera.
 2) Danau Vulkanik atau danau Kawah, yaitu danau yang terdapat pada  kawah lubang kepunden bekas letusan gunung berapi. Ketika gunung meletus  batuan yang menutup kawasan kepunden rontok dan meninggalkan bekas  lubang di sana. Ketika terjadi hujan lubang tersebut terisi air dan  membentuk sebuah danau.
 Contoh danau jenis ini ialah danau Kelimutu di Flores, Kawah Bromo,  danau gunung Lamongan di Jawa Timur, danau Batur di Bali danau Kerinci  di Sumatera Barat serta Kawah gunung Kelud.
 3) Danau Tektono-Vulkanik, yaitu danau yang terjadi akibat proses  gabungan antara proses vulkanik dengan proses tektonik. Ketika gunung  berapi meletus, sebagian tanah / batuan yang menutupi gunung patah dan  merosot membentuk cekungan. Selanjutnya cekungan tersebut terisi air dan  terbentuklah danau. Contoh danau jenis ini adalah danau Toba di  Sumatera Utara.
 4) Danau Karst. Danau jenis ini disebut juga Doline, yaitu danau yang  terdapat di daerah berbatu kapur. Danau jenis ini terjadi akibat adanya  erosi atau pelarutan batu kapur. Bekas erosi mem bentuk cekungan dan  cekungan terisi air sehingga terbentuklah danau.
 5) Danau Glasial, danau yang terjadi karena adanya erosi gletser.  Pencairan es akibat erosi mengisi cekungan-cekungan yang dilewati  sehingga terbentuk danau. Contoh danau jenis ini terdapat di perbatasan  antara Amerika dengan Kanada yaitu danau Superior, danau Michigan dan  danau Ontario.
 6) Waduk atau Bendungan, adalah danau yang sengaja dibuat oleh  manusia. Pembuatan waduk biasanya berkaitan dengan kepentingan pengadaan  listrik tenaga air, perikanan, pertanian dan rekreasi. Contoh danau  jenis ini misalnya Saguling, Citarum dan Jatiluhur di Jawa Barat, Riam  Kanan dan Riam Kiri di Kalimantan Selatan, Rawa Pening, Kedung Ombo dan  Gajah Mungkur di Jawa Tengah.
 b. Rawa
 Pernahkah Anda melihat/menyaksikan rawa, atau barangkali di sekitar  tempat tinggal Anda terdapat rawa. Daerah rawa banyak kita temukan di  pantai timur pulau Sumatera dan pantai selatan pulau Kalimantan. Secara  ringkas dapat dikatakan bahwa: Rawa atau paya-paya adalah daerah rendah  yang selalu tergenang air. Air yang menggenangi rawa bisa berupa air  hujan, air sungai maupun dari sumber mata air tanah.
 Ada dua jenis rawa yaitu:
 1) Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian, dan
 2) Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian.
 Rawa jenis pertama tidak memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya  selalu tergenang. Sedang kan rawa jenis kedua memiliki pintu pelepasan  air sehingga airnya berganti. Rawa yang airnya tidak mengalami  pergantian memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 1) Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk  mengairi tanaman   dan tidak dapat dijadikan air minum. Kadar keasaman  air (pH) mencapai 4,5.
 2) Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme (hewan maupun  tumbuhtumbuhan)
 yang hidup.
 3) Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut yang tebal.
 Sedangkan rawa yang airnya mengalami pergantian memiliki ciri-ciri  yang sebaliknya yaitu:
 1) Airnya tidak terlalu asam.
 2) Banyak organisme yang hidup seperti cacing tanah, ikan serta  tumbuh-tumbuhan rawa seperti eceng gondok, pohon rumbia dan lain-lain.
 3) Dapat diolah menjadi lahan pertanian.
 Keberadaan rawa banyak manfaatnya bagi kehidupan kita, manfaat rawa  bagi kehidupan kita antara lain:
 1) Tumbuhan rawa seperti eceng gondok dapat dijadikan bahan baku  pembuatan biogas dan barang-barang kerajinan anyaman seperti tas,  dompet, hiasan dinding dan lain-lain,
 2) Dapat dijadikan daerah pertanian pasang surut,
 3) Sebagai lahan untuk usaha perikanan darat, dan
 4) Dapat dikembangkan menjadi daerah wisata.
 Rawa merupakan salah satu ekosistem perairan darat yang harus kita  jaga kelestariannya. Untuk menjaga kelestarian rawa dapat ditempuh  beberapa cara antara lain:
 1) Tidak sembarangan menebangi pohon-pohon atau tumbuh-tumbuhan yang  tumbuh di rawa.
 1) Tidak membuang limbah ke rawa, karena dapat membahayakan kehidupan  organisme di dalamnya.
 c. Air Tanah
 Pernahkah Anda perhatikan air yang Anda minum setiap hari, dari  manakah air tersebut di peroleh ? Kalau jawaban Anda dari air tanah,  maka jawaban Anda betul. Di sekitar kita (di permukaan tanah), dapat  kita saksikan adanya air sumur, sungai, danau, rawa dan lain-lain.  Sebenarnya di bawah permukaan tanah terdapat kumpulan air yang  mempersatukan kumpulan air yang ada di permukaan. Kumpulan air inilah  yang disebut air tanah. Jadi benar jika Anda mengatakan bahwa air yang  kita minum serta kita gunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari  adalah air tanah. Pengambilan air tanah dapat dilakukan dengan menimba,  memompa atau
 mengalirkan air dari sebuah mata air. Dimanakah air tanah berada? Air  tanah berada pada pori-pori dan celah-celah batuan. Kalau Anda  memperhatikan permukaan air sumur, maka akan Anda lihat bahwa dalamnya  permukaan air sumur di berbagai tempat tidak sama. Ada daerah tertentu  misalnya di daerah pantai atau di pinggir sungai, mungkin cukup menggali  2 meter kita telah memperoleh air tanah, tetapi di daerah gunung  mungkin kita perlu menggali hingga kedalaman nya mencapai 10 atau 15  meter untuk memperoleh air tanah. Perbedaan ini disebabkan oleh per  bedaan topografi. Perbedaan jenis tanah juga mempengaruhi kedalaman  permukaan air tanah. Contohnya di daerah gurun kedalamannya bisa  mencapai 50 meter atau lebih, sehingga jarang tumbuh-tumbuhan yang hidup  di situ karena akar tumbuhan tidak mampu menjangkau permukaan air.  Penyebab lainnya adalah faktor musim. Pada musim kemarau permukaan air  tanah akan lebih dalam jika dibandingkan pada musim penghujan.
 Ada bermacam-macam jenis air tanah.
 1) Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air  tanah permukaan (Freatik) dan air tanah dalam.
 a) Air tanah permukaan (Freatik) adalah air tanah yang terdapat di  atas lapisan tanah / batuan yang tidak tembus air (impermeable). Air  yang ada di sumursumur, sungai, danau dan rawa termasuk jenis ini.
 b) Air tanah dalam, adalah air tanah yang terdapat di bawah lapisan  tanah/ batuan yang tidak tembus air (impermeable). Untuk memperoleh air  tanah jenis ini harus dilakukan pengeboran. Sumur bor atau artesis  merupakan salah satu contoh sumur yang airnya berasal dari air tanah  dalam.
 2) Menurut asalnya air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah yang  berasal dari atmosfer (angkasa) dan air tanah yang berasal dari dalam  perut bumi.
 a) Air tanah yang berasal dari atmosfer disebut meteoric water, yaitu  air tanah ber asal dari hujan dan pencairan salju.
 b) Air tanah yang berasal dari dalam bumi misalnya air tanah turbir  (yaitu air tanah yang ter simp an di dalam batuan sedimen) dan air tanah  juvenil yaitu air tanah yang naik dari magma bila gas-gasnya dibebaskan  melalui mata air panas.
 Ada 4 wilayah air tanah yaitu:
 1) Wilayah yang masih terpengaruh udara. Pada bagian teratas dari  permukaan bumi terdapat lapisan tanah yang mengandung air. Karena  pengaruh gaya berat (gravitasi), air di wilayah ini akan bebas bergerak  ke bawah. Tumbuh-tumbuhan memanfaatkan air pada lapisan ini untuk  menopang kelangsungan hidupnya.
 2) Wilayah jenuh air. Wilayah inilah yang disebut dengan wilayah  kedalaman sumur. Kedalaman wilayah ini tergantung pada topografi, jenis  tanah dan musim.
 3) Wilayah kapiler udara. Wilayah ini merupakan peralihan antara  wilayah terpengaruh udara dengan wilayah jenuh air. Air tanahnya  diperoleh dari proses kapilerisasi (perembesan naik) dari wilayah jenuh  air.
 4) Wilayah air dalam. Wilayah ini berisikan air yang terdapat di  bawah tanah/batuan yang tidak tembus air.
 SUNGAI, DAERAH ALIRAN SUNGAI dan PEMANFAATAN PERAIRAN DARAT
 1. Sungai dan Jenis-jenisnya
 Sungai adalah bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari  tanah di sekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke  laut, danau, rawa atau ke sungai yang lain.
 Sungai merupakan tempat mengalirnya air tawar. Air yang mengalir  lewat sungai bisa berasal
 dari air hujan, bisa berasal dari mata air atau bisa juga berasal  dari es yang mengalir (Gletser). Ke mana air itu mengalir? Air mengalir  bisa ke laut, ke danau, ke rawa, ke sungai lain dan bisa juga ke  sawah-sawah.
 Ada bermacam-macam jenis sungai. Berdasarkan sumber airnya sungai  dibedakan menjadi tiga macam yaitu: sungai hujan, sungai gletser dan  sungai campuran.
 1) Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan  atau sumber mata air. Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di pulau  Jawa dan Nusa Tenggara.
 2) Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan  es.Contoh sungai yang airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es  saja (ansich) boleh dikatakan tidak ada, namun pada bagian hulu sungai  Gangga di India (yang berhulu di Peg.Himalaya) dan hulu sungai Phein di  Jerman (yang berhulu di Pegunungan Alpen) dapat  dikatakan sebagai  contoh jenis sungai ini.
 3) Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan  es (gletser), dari hujan, dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis  ini adalah sungai Digul dan sungai Mamberamo di Papua (Irian Jaya).
 Berdasarkan debit airnya (volume airnya), sungai dibedakan menjadi 4  macam yaitu sungai per manen, sungai periodik, sungai episodik, dan  sungai ephemeral.
 - Sungai      Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang  tahun relatif tetap.      Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas,  Kahayan, Barito dan Mahakam      di  Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari  dan Indragiri di Sumatera.
 - Sungai      Periodik, adalah sungai yang pada waktu musim hujan  airnya banyak,      sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh  sungai jenis ini banyak      terdapat di pulau Jawa misalnya sungai  Bengawan Solo, dan sungai Opak di      Jawa Tengah. Sungai Progo dan  sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta      serta sungai Brantas di  Jawa Timur.
 - Sungai      Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau airnya  kering dan pada      musim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini  adalah sungai Kalada di      pulau Sumba.
 - Sungai      Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat  musim hujan. Pada      hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan  jenis episodik, hanya saja      pada musim hujan sungai jenis ini airnya  belum tentu banyak.
 
 Berdasarkan asal kejadiannya (genetikanya) sungai dibedakan menjadi 5  jenis yaitu sungai konsekuen, sungai subsekuen, sungai obsekuen, sungai  resekuen dan sungai insekuen.
 a. Sungai Konsekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti  arah lereng awal.
 b. Sungai Subsekuen atau strike valley adalah sungai yang aliran  airnya mengikut strike batuan.
 c. Sungai Obsekuen, adalah sungai yang aliran airnya berlawanan arah  dengan sungai konsekuen atau berlawanan arah dengan kemiringan lapisan  batuan serta bermuara di sungai subsekuen.
 d. Sungai Resekuen, adalah sungai yang airnya mengalir mengikuti  arahkemiringan lapisan batuan dan bermuara di sungai subsekuen.
 e. Sungai Insekuen, adalah sungai yang mengalir tanpa dikontrol oleh  litolo mau pun struktur geologi.
 Berdasarkan struktur geologinya sungai dibedakan menjadi dua yaitu  sungai anteseden dan sungai sungai superposed.
 - Sungai      Anteseden adalah sungai yang tetap mempertahankan arah  aliran airnya walau      pun ada struktur geologi (batuan) yang  melintang.Hal ini terjadi karena kekuatan      arusnya, sehingga mampu  menembus batuan yang merintanginya.
 - Sungai      Superposed, adalah sungai yang melintang, struktur dan  prosesnya dibimbingoleh lapisan batuan yang menutupinya.
 
 Berdasarkan pola alirannya sungai dibedakan menjadi 6 macam yaitu  radial, dendritik, trellis , rektanguler , dan pinate :
 - Radial      atau menjari, jenis ini dibedakan menjadi dua yaitu:
 
 - Radial      sentrifugal, adalah pola aliran yang menyebar  meninggalkan pusatnya. Pola      aliran ini terdapat di daerah gunung  yang berbentuk kerucut.
 
 - Radial      sentripetal, adalah pola aliran yang mengumpul menuju ke  pusat. Pola ini      terdapat di daerah basin (cekungan).
 
 - Dendritik,      adalah pola aliran yang tidak teratur. Pola  alirannya seperti pohon, di      mana sungai   induk memperoleh aliran  dari anak sungainya. Jenis      ini biasanya terdapat di daerah datar  atau  daerah dataran pantai.
 - Trellis,      adalah pola aliran yang menyirip seperti daun.
 - Rektangular,      adalah pola aliran yang membentuk sudut siku-siku  atau hampir siku-siku      90°.
 - Pinate,      adalah pola aliran di mana muara-muara anak sungainya  membentuk sudut      lancip.
 - Anular,      adalah pola aliran sungai yang membentuk lingkaran.
 
 2. Bagian-bagian Sungai dan Ciri-cirinya
 Bagian-bagian dari sungai bisa dikategorikan menjadi tiga, yaitu  bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir.
 - Bagian      Hulu Bagian hulu memiliki ciri-ciri: arusnya deras, daya  erosinya      besar, arah  Erosinya (terutama bagian dasar sungai)  vertikal.      Palung sungai berbentuk V dan lerengnya  cembung  (convecs),      kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram dan tidak  terjadi       pengendapan.
 - Bagian      Tengah Bagian tengah mempunyai ciri-ciri: arusnya tidak  begitu deras,      daya erosinya mulai berkurang, arah erosi ke bagian  dasar dan samping (vertikal da horizonal ) palung sungai berbentuk U  (konkaf), mulai terjadi pengendapan (sedimentasi)dan sering terjadi  meander yaitu kelokan sungai yang mencapai 180° atau lebih.
 - Bagian      Hilir Bagian hilir memiliki ciri-ciri: arusnya tenang,  daya erosi      kecil dengan arah ke samping (horizontal), banyak  terjadi pengendapan, di bagian muara kadang-kadang terjadi delta serta  palungnya lebar.
 
 3. Daerah Aliran Sungai (DAS)
 Daerah Aliran Sungai sering disebut dengan Drainage Area, atau Rivers  basin atau Watershed.
 DAS adalah daerah yang berada di sekitar sungai, apabila terjadi  turun hujan di daerah tersebut, airnya mengalir ke sungai yang  bersangkutan.
 Dengan demikian kita dapat menyimpulkan bahwa DAS merupakan daerah di  sekitar sungai tempat air hujan tertampung dan tempat di mana air hujan  dialirkan ke sungai tersebut. DAS dibedakan menjadi dua yaitu DAS gemuk  dan DAS kurus
 - DAS      gemuk, yaitu suatu DAS yang luas sehingga memiliki daya  tampung air yang      besar.Sungai dengan DAS seperti ini, airnya  cenderung meluap bila di bagian hulu terjadi hujan deras.
 - DAS      kurus, yaitu DAS yang relatif tidak luas sehingga daya  tampung airnya      kecil. Sungaidengan DAS semacam ini luapan airnya  tidak begitu hebat ketika bagian hulunya terjadi hujan lebat.
 
 Sebagai tempat penampungan air hujan DAS harus kita jaga  kelestariannya. Cara menjaga kelestarian DAS antara lain tidak  menggunduli hutan/tanaman-tanaman di areal DAS. Cara lainnya yaitu tidak  mendirikan bangunan di areal DAS sebagai tempat pemukiman atau  keperluan lainnya.
 Kerusakan DAS dapat terlihat dari adanya tanda-tanda yang berupa:
 - Lingkungan      DAS semakin bertambah gundul, dan
 - Di      sekitar DAS menjadi tempat pemukiman penduduk yang padat.
 
 Selain itu gejala alam yang akan terjadi bila DAS rusak adalah:
 - air      sungai meluap, sering terjadi banjir,
 - akan      terbentuk delta sungai, dan
 - dataran      pantai (tempat bermuaranya sungai) bertambah luas.
 
 4. Pemanfaatan Perairan Darat
 Perairan darat antara lain dapat kita manfaatkan untuk kepentingan  sumber air minum,
 sumber tenaga, irigasi, perikanan darat, transportasi, bahan baku  industri, rekreasi dan
 olahraga air.
 - Air      Minum Air yang kita minum sehari-hari baik yang berasal  dari air      sumur, air PAM, air danau atau sungai dan lain-lain  merupakan      bagian dari perairan darat.
 - Sumber      tenaga (energy) Perairan darat dapat kita manfaatkan  sebagai sumber      tenaga, misalnya untuk pembangkit listrik tenaga air  dan sebagai      sarana transportasi.
 - Irigasi Perairan darat dapat kita manfaatkan sebagai sarana irigasi.  Dengan      demikian kita dapat melakukan berbagai usaha pertanian dan       perkebunan.
 - Perikanan      Darat Berbagai usaha produksi perikanan darat  (seperti ikan mas, lele,      belut, nila dan lainlain) dapat kita  jalankan berkat adanya sistem      perairan darat. Majunya usaha  perikanan darat di samping      meningkatkan penghasilan juga  meningkatkan kualitas gizi      masyarakat.
 - Sarana      Transportasi Sistem perairan darat dapat dimanfaatkan  sebagai sarana      transportasi. Contohnya banyak sungai-sungai di  pulau Kalimantan dan Sumatera yang dimanfaatkan sebagai sarana  transportasi.
 - Bahan      baku industri Pemanfaatan air sebagai      bahan baku       industri misalnya dalam memproduksi listrik tenaga air. Contoh       lainnya PT. Inalum di Sumatera Utara memanfaatkan air sungai Asahan       dalam proses produksi aluminiumnya.
 - Rekreasi Waduk-waduk, rawa, danau ataupun sumber-sumber air panas  merupakan      tempat yang dapat kita jadikan sebagai sarana rekreasi  yang      menarik.
 - Olah      raga air Sistem perairan darat dapat dimanfaatkan sebagai  sarana olah      raga seperti renang, selam, kano      dan lain-lain.
 
 PERAIRAN LAUT (JENIS LAUT, KEDALAMAN LAUT, GERAKAN AIR LAUT dan  MINERAL LAUT)
 1. Jenis Laut
 Ada beberapa jenis laut, menurut cara terjadinya kita mengenal adanya  laut Transgresi,
 laut Ingresi dan laut Regresi.
 - Laut      Transgresi (laut yang meluas), terjadi karena adanya  perubahan permukaan      laut secara positif (secara meluas). Perubahan  permukaan ini terjadi      karena naiknya permukaan air laut atau  daratannya yang turun, sehingga      bagian-bagian daratan yang rendah  tergenang air laut. Perubahan ini      terjadi pada zaman es. Contoh  laut jenis ini adalah laut Jawa, laut      Arafuru dan laut Utara.
 
 - Laut      Ingresi, adalah laut yang terjadi karena adanya penurunan  tanah di dasar      laut. Oleh karena itu laut ini juga sering disebut  laut tanah turun.      Penurunan tanah di dasar laut akan membentuk  lubuk laut dan palung laut.      Lubuk laut atau basin adalah penurunan  di dasar laut yang berbentuk bulat.      Contohnya lubuk Sulu, lubuk  Sulawesi, lubuk Banda dan lubuk Karibia.      Sedangkan Palung Laut atau  trog adalah penurunan di dasar laut yang      bentuknya memanjang.  Contohnya palung Mindanau yang dalamnya 1.085 m,      palung Sunda yang  dalamnya 7.450 m, palung Jepang yang dalamnya 9.433 m      serta palung  Mariana yang dalamnya 10.683 m (terdalam di dunia).
 - Laut      Regresi, adalah laut yang menyempit. Penyempitan terjadi  karena adanya      pengendapan oleh batuan (pasir, lumpur dan lain-lain)  yang dibawa oleh      sungaisungai yang bermuara di laut tersebut.  Penyempitan laut banyak      terjadi di pantai utara pulau Jawa.
 
 Menurut letaknya, laut dibedakan menjadi tiga yaitu laut tepi, laut  pertengahan dan laut
 pedalaman.
 a. Laut tepi (laut pinggir), adalah laut yang terletak di tepi benua  (kontinen) dan seolaholah
 terpisah dari samudera luas oleh daratan pulau-pulau atau jazirah.  Contohnya
 laut Cina Selatan dipisahkan oleh kepulauan Indonesia dan kepulauan  Filipina.
 b. Laut pertengahan, adalah laut yang terletak di antara benua-benua.  Lautnya dalam
 dan mempunyai gugusan pulau-pulau. Contohnya laut Tengah di antara  benua Afrika-
 Asia dan Eropa, laut Es Utara di antara benua Asia dengan Amerika dan  lain-lain.
 c. Laut pedalaman, adalah laut-laut yang hampir seluruhnya  dikelilingi oleh daratan. Contohnya laut Kaspia, laut Hitam dan laut  Mati. Berdasarkan kedalamannya laut dibedakan menjadi 4 wilayah (zona)  yaitu: zona Lithoral, zona Neritic, zona Bathyal dan zona Abysal.
 - Zona      Lithoral, adalah wilayah pantai atau pesisir atau shore.  Di wilayah ini      pada saat air pasang tergenang air dan pada saat air  laut surut berubah      menjadi daratan. Oleh karena itu wilayah ini  sering juga disebut wilayah      pasang-surut.
 - Zona      Neritic (wilayah laut dangkal), yaitu dari batas wilayah  pasang surut      hingga kedalaman 150 m. Pada zona ini masih dapat  ditembus oleh sinar      matahari sehingga pada wilayah ini paling  banyak terdapat berbagai jenis      kehidupan baik hewan maupun  tumbuh-tumbuhan. Contohnya laut Jawa, laut      Natuna, selat Malaka dan  laut-laut di sekitar kepulauan Riau.
 - Zona      Bathyal (wilayah laut dalam), adalah wilayah laut yang  memiliki kedalaman      antara 150 m hingga 1800 m. Wilayah ini tidak  dapat tertembus sinar      matahari, oleh karena itu kehidupan  organismenya tidak sebanyak yang      terdapat di wilayah Neritic.
 - Zone      Abyssal (wilayah laut sangat dalam), yaitu wilayah laut  yang memiliki      kedalaman di atas 1800 m. Di wilayah ini suhunya  sangat dingin dan tidak      ada tumbuh-tumbuhan. Jenis hewan yang dapat  hidup di wilayah ini sangat      terbatas.