Gia, seorang mahasiswi semester 6 di salah perguruan
tinggi swasta didaerah depok. Liburan singkat diakhir pekan gia mendapatkan tawaran dari papa’nya untuk
ikut kekampung halaman, dengan sigap gia menerima’nya dengan alasan ingin bertemu
juga dengan kenalan’nya yang bernama bastom.
Dari liburan akhir pekan itu pula gia bertemu dengan nik
teman baru yang gia rasa cukup asik, yang dimana nik ini adalah pacar dari
sahabat kakak’ny gia yaitu aris.
**
Suatu hari gia janjian sama nik untuk ketemuan, karena
gia juga sudah ada janji dengan salah satu teman gia yang bernama bastom, pria
yang sedang dekat dengan gia. Angkringan diknas menjadi tempat pilihan bertemu
bastom, nik dan aris. Bercengkramalah mereka ditempat yang begitu ramai anak muda,
sampai akhir’nya waktu sudah larut akhir’nya gia memutuskan untuk menginap
drumah nik karena rumah nenek gia yang lumayan jauh dari tempat angkringan.
Dari tempat angkringan gia, nik dan aris tidak langsung pulang kerumah nik, gia
dibawa nik dan aris makan di tempat soto dan setelahnya bertemu dengan
teman-teman tongkrongannya nik tanpa aris, disitu ternyata juga ada bastom,
“tempat yang ramai, tak satupun aku mengenal mereka. Rasanya seperti mati gaya,
hanya bisa diam dan menatap keseruan mereka”, kata gia didalam hati. Hingga akhir’nya nik mengajak gia pulang
kerumah’nya karena hari pun semakin malam. Sesampai’ny dirumah nik, gia dan nik
saling bertukar cerita hingga tak sadar bahwa hari sudah hampir pagi. Dari situlah
kedekatan gia dan nik semakin terjalin, terlihat semakin akrab.
Beberapa hari
setelah itu gia kembali ke ibukota, menghiraukan kejadian patah hati’ny, patah
hati karena tau bahwa bastom telah memiliki pacar dan gia menjalankan
hari-hari’nya seperti biasa. Berkutat dengan kemacetan, tugas kuliah dan
jadwal-jadwal’nya yang semakin membuat hari’ny padat seperti jalanan di
ibukota. Tapi semua itu tidak membuat
gia patah semangat, tidak patah semangat untuk menunggu liburan akhir semester.
Kejadian diakhir pekan itu membuat’nya sedikit kaget, bukan
hanya gia namun juga aris sahabat kakak’nya sendiri yang gia anggap seperti
kakak’ny sendiri. Dari kejadian itu berkenalanlah gia dengan pria bernama nika,
nika bukan orang asing bagi aris, nik dan kakak’ny gia sendiri karena nika ini
adalah teman mereka. Kekonyolan nika membuat gia tertarik pada nika, tertarik
untuk berteman dan menjadikannya seorang sahabat. Kedekatan itu berjalan cukup
lama, sampai akhir’nya gia dan nika bertemu. Sebelum pertemuan itu, gia
mendapatkan berita heboh tentang teman dekat’ny yaitu nik, benar-benar tidak
disangka bahwa nik telah berpisah dengan aris, entah apa sebab’ny tapi yang gia
tau bahwa kedua’ny telah sama-sama memiliki pasangan baru. “ini ngagetin nik,
kok bisa kamu putus dan secepat itu punya pacar baru, siapa pacar barumu?,
Tanya gia kepada nik. “dia dewa, teman’nya nika juga kok”, jawab nik.
“Ah sudahlah bukan urusanku juga, siapapun dewa dan
gimanapun cerita’nya, ak tetep tidak suka dengan dia karena dia sudah membuat
aris terpisah dari nik, inti’ny ak tidak suka sama orang itu” gerutu gia dalam
hati.
Dan pada akhir’ny gia bertemu nika dirumah nenek gia,
nika tidak datang sendiri melainkan bersama nik. Betapa senang’ny gia saat
bertemu nika dan juga nik, mereka datang membawa cerita tentang hubungan nik
dengan dewa. Saat itu nik dengan dewa sedang bertengkar, entah apa masalah’nya
gia tidak terlalu peduli karena perasaan tidak suka gia terhadap dewa masih
terbayang-bayang.
Suatu saat gia
sangat terkejut ketika membuka facebook, 1 permintaan teman dan itu adalah dewa.
“oh my gosh kenapa dia ngeadd aku? Tapi yasudahlah terima saja pertemanan’ny,
mungkin dia tidak sejahat yang aku piker”,ucap gia.
Lama tak mendengar cerita nik tentang dewa, ternyata
dewa mengirimkan pesan singkat kepada gia. Gia begitu heran darimana dewa
mendapatkan nomer hp’nya dan ternyata dewa mendapatkan nomer hp gia dari nika.
Gia tidak tinggal diam ketika dewa mengirimkan sms kepada’nya, gia langsung
bercerita kepada nik. Ternyata nik dan dewa sedang rebut besar kata’nya, tidak
tahu sebab’nya. Dari situ gia dan dewa muai dekat, mulai banyak bercerita,
bercerita bahwa gia mulai memiliki perasaan khusus ke nika.
Gia :
“dewa, entah kenapa semakin kesini aku semakin merasakan perasaan yang beda ke
nika”
Dewa : “
yasudah ungkapkan apa yang kamu rasain ke nika, biar nika tahu”
Gia :”hah
ini gak mungkin, wa”
Sampai akhir’nya gia sudah tidak mampu lagi
memendam perasaan ini ke nika, gia
mengungkapkan semua apa yang dia rasakan selama kedekatannya dengan nika. Di
segitiga menjadi saksi cerita nika dan gia, tidak hanya nika dan gia, dewa
menjadi penengah pembicaraan mereka. Bukan jawaban yang puas tapi ini
kenyataan, kenyataan bahwa nika dan gia tidak mungkin berpacaran, ada beberapa
faktor yang dianggap nika adalah sebuah jawaban dari perasaan gia. Betapa
kecewa’nya gia saat ini, ingin marah, merasa bodoh, merasa malu dan semua
dirasakan gia pada saat itu. Tapi kemarahan bukanlah keputusan yang tepat,
sampai akhir’ny gia sadar bahwa mungkin diri’nya dengan nika hanyalah pantas
sebagai teman ataupun sahabat. Kejadian
malam itu tidak membuat keadaan menjadi berubah antara gia dan nika, sama
seperti kemarin-kemarin, berteman baik dan sms’an seperti biasa’nya. Gia, nika
dan dewa menjadi teman baik, setiap sahur mereka selalu saling membangunkan
meskipun hanya melaluin sms. Selang setelah kejadian nik dan dewa putus
terdahulu, nik jadi jarang bercerita kepada gia, Nampak sedikit menjauh.
Seringnya gia berkomunikasi dengan dewa, membuat hal beda terjadi pada dewa.
Entah apa yang merasuki jiwa dewa, suatu ketika dewa sedang sms’an dengan gia
hingga tengah malam, tepat jam 1 malam dewa mengungkapkan perasaanny bahwa dewa
menyukai gia, terkejut sungguh terkejut gia membaca sms itu. Bingung harus
menjawab apa, perhatian dewa selama ini memang jauh jauh lebih cukup dibanding
perhatian nika, tapi apa mungkin gia menerima dewa sedangkan dewa adalah
sahabat dari pria yang begitu gia suka. “Dia orang yang pernah aku benci tapi
kenapa benci itu berubah menjadi rasa cinta yang besar”,ujar gia .Tidak
berfikir panjang tepat pukul 2 pagi tanggal 13 september 2010, gia menjawab
pertanyaan dewa dengan lantang “iya ak mau jadi pacar kamu dengan segala resiko
yang ada”. Ini memang terlihat jahat, tapi entah kenapa pada saat itu sekejap
nika hilang dari ingatan gia, gia hanya berfikir “untuk apa ak menunggu
seseorang yang jelas-jelas dia tidak akan pernah bisa menerimaku dan memberi
perhatian selebih dewa memberiku perhatian”
Gia sadar ini akan menjadi petaka jika nik dan nika
tahu bahwa gia berpacaran dengan mantan pacar teman dekatnya sendiri, tapi gia
juga berfikir bahwa ini tidak sepenuhnya salah karena gia menerima dewa dengan
status single dan nik’lah yang meninggalkan dewa, jadi gia rasa nik tidak akan
terlalu terpuruk sekalipun mendengar berita ini.
Backstreet untuk beberapa hari itu bukan suatu
masalah, gia dan dewa hanya mencari moment yang tepat untuk memeritahukan
berita ini. Setiap kali dewa jalan dengan gia, mereka selalu mengumpat dan sembunyi-sembunyi agar nika
tidak tahu, tapi sedalam apapun bangkai dikubur maka akan tercium juga bau’nya.
Seperti itulah pribahasa’nya, kisah cinta gia dan dewa akhirnya diketahui oleh
nik dan nika, entah apa komentar mereka, gia dan dewa sudah siap menerima
segala resiko’nya.
Liburan semester
telah usai, gia pun kembali ke ibukota dan sesampainya di ibukota ternyata gia mendengar kabar bahwa
nik dan nika mengetahui dewa dan gia telah berpacaran, semua berubah drastis.
Seperti menjadi pecah persahabatan nik dan gia, nika pun menjadi berbeda kepada
gia. Bukan gia tidak ingin berteman lagi dengan nika, gia hanya ingin menjaga
perasaan dewa karena gia tahu bahwa pacar’ny ini adalah orang yang cemburuan.
Kisah gia dan dewa tetap berjalan mulus semulus jalan tol, apapun yang terjadi pada
mereka, selalu mereka hadapi bersama. Merasakan LDR (long distance relationship) menjadi suatu pilih
untuk gia dan dewa, sesungguhnya itu bukan jalan yang mereka inginkan, tapi
keadaan yang membuat mereka harus menjalani ini semua, bagi mereka jarak bukan
suatu alasan karena cinta menguatkan itu semua.
Setiap ada waktu libur, entah itu 2 atau 3 hari gia
selalu menyempatkan waktu untuk menemui dewa. Karena kesibukan dewa yang dimana
dia adalah seorang karyawan disalah satu kantor financial membuat dewa menjadi
jarang datang menemui gia di ibukota, tapi sesekali dewa pun datang untuk
menemui gia. Siapapun yang memiliki jadwal libur selalu menyempatkan diri untuk
menemui satu sama lain.
Berbulan-bulan gia dan dewa telah menjalankan
hubungannya, semakin jauh mereka semakin mengerti satu sama lain dan semakin
harmonis hubungan mereka meskipun sesekali terjadi sebuah percekcokkan diantara
mereka. Percekcokkan bukan dijadikan alasan untuk berpisah, tapi dijadikan
pemicu untuk lebih mengerti dan memahami karakter satu sama lain. Hingga
akhirnya satu tahun lebih berjalanny hubungan mereka dan mereka memutuskan
untuk menikah dan hidup jauh lebih bahagia.
*********************************** THE END
***********************************