Siklus hidup sistem (system life cycle – SLC) adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer.
SLC sering disebut dengan pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembangan dan penggunaan sistem.
Secara teori inilah siklus hidup pengembangan sistem. Namun pada
prakteknya hal ini tidaklah selalu mulus untuk dilaksanakan. Banyak
faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengembangan sistem informasi.
Terutama adalah pada faktor manusia yang terlibat. Dari pihak
pengembang, kurangnya keahlian dan pengalaman bisa menyebabkan kesalahan
dalam satu tahapan sehingga menyebabkan siklus ini harus diulangi dari
tahapan yang salah. Bisa terjadi bahwa siklus ini dilakukan sampai
berulang-ulang.
Dari pihak pengguna, idealnya perlu bersama-sama dengan pihak
pengembang untuk memahami sistem informasi mulai dari awal siklus hidup
pengembangan sistem. Namun yang sering terjadi pihak pengguna
menyerahkan semuanya kepada pihak pengembang sehingga pada saat
implementasi (testing atau training) pihak pengguna tidak menyetujui
(menolak) sebagian atau seluruh rancangan dari sistem yang telah selesai
dibangun oleh pihak pengembang.
Tahapan dari siklus hidup sistem yaitu :
- Perencanaan
- Analisis
- Desain
- Pelaksanaan
- Perawatan
Perencanaan dimaksudkan kita sebagai peracang system mampu mengumpulkan
informasi tentang permasalahn atau kejadian yang ingin dikaitkan dengan
system tersebut, serta mulai menetukan kriteria dan pembatasan
pemeceahan masalah tersebut yang kemudian memberikan alternatif/solusi
jalan keluarnya. Kemudian analisis digunakan sebagai pusat proses
pengembangan system, umumnya tahap analisis dilakkan oleh tenaga ahli
yang tealah berpengalaman.
Selanjutnya ke tahap desain yakni mulai
merancang dari apa yang telah disusun saat perancangan dan setelah
peng-analisisan oleh tenaga ahli berupa suatu sitem yang umumnya baru
dan kemudian baru dilakukan implementasi atau pelaksanaan dari system
tersebut. Apakah dari system tersebut telah baik, atau ada kekurangan
akan diketahui apabila system tersebut telah digunakan dan menghasilkan
informasi bagi penggunanya.
Dan tahapan terakhir adalah proses
perawatan, yakni setelah ditemukan system yang terbaik yang minin dari
kesalahan maka kita sebagai si pembuat system mampu men-create atau
merawat system tersebut agar tidak terjadi kekeliruan dalam penggunaan
system tersebut.
Disaat sekarang ini siklus hidup system informasi mulai dikembangkan
lagi dengan metode terstruktur yang artinya memberikan beberapa
peralatan dan metodologi kepada analisis system disamping daur hidup
(life cycle) yang telah diterangkan diatas, itu semua untuk perbaikan
kearah system informasi yang lebih baik.
2.PROTOTYPING
Prototype memberikan ide bagi pembuat dan pemakai potensial tentang cara sistem berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses akan menghasilkan prototype (prototyping).
-Daya tarik prototype, yaitu :
- Komunikasi antar analis sistem dengan pemakai membaik.
- Analis dapat bekerja dengan lebih baik dalam menentukan kebutuhan pemakai.
- Pemakai berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem.
- Lebih efisien dan dapat menghemat biaya pengembangan.
- Penerapan lebih mudah.
-Potensi kegagalan prototype, yaitu :
- Bersifat tergesa-gesa.
- Berharap sesuatu yang tidak realistis dari sistem operasionalnya.
- Prorotipe I tidak efisien terhadap sistem yang dikodekan dengan bahasa pemrograman.
- User interface tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.
-Penerapannya mempunyai prospek yang baik, dengan karakteristik sebagai berikut :
sumber :
- Risiko tinggi
- Pertimbangan interaksi pemakai
- Jumlah pemakai banyak
- Dibutuhkan penyelesaian yang cepat
- Perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek
- Sistem yang inovatif
- Perilaku pemakai yang sukar ditebak.
E.S Margianti, Suryadi. 1994. “seri diktat kuliah – Sistem Informasi Manajemen”. Gunadarma : Jakarta
http://walahozan.blogspot.com/2010/11/siklus-hidup-sistem-informasi.html
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
komentarnya yang berguna ya , jangan merusak !